11 Juni 2009

Alam Ranah Minang

Danau maninjau dari kelok ampek puluah ampek.




Gunuang Marapi yang menjulang tiinggi


Gunuang marapi tagak majago..........

sawah Mambantang .



Pantai yang berceluk indah....Pasisie selatan






07 Juni 2009

SDH

2.1 SDH ( Synchronous Digital Hierarchy)
Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplex an yang berbasis pada transmisi sinkron yang telah ditetapkan oleh CCITT (ITU-T). Dalam dunia telekomunikasi, rentetan pemultiplekan sinyal-sinyal transmisi menimbulkan masalah dalam hal pencabangan dan penyisipan (drop and insert) yang tidak mudah serta keterbatasan untuk memonitor dan mengendalikan jaringan transmisinya. Sebelum kemunculan SDH, standar transmisi yang ada dikenal dengan PDH (Plesiochronous Digital Hierarchy) yang sudah lama ditetapkan oleh CCITT. Suatu jaringan plesiochronous tidak menyinkronkan jaringan tetapi hanya menggunakan pulsa-pulsa detak (clock) yang sangat akurat di seluruh simpul penyakelarnya (switching node) sehingga laju slip di antara berbagai simpul tersebut cukup kecil dan masih bisa diterima (misalnya plus/minus 50 bit atau 5x10-5 untuk jaringan/kanal 2,048 atau 1,544 Mbps). Mode operasi seperti ini barangkali memang merupakan suatu implementasi yang paling sederhana karena bersifat menghindari pendistribusian pewaktuan di seluruh jaringan.
Ternyata bahwa PDH tidak begitu cocok untuk mendukung perkembangan teknik pengendalian dan pemrosesan sinyal untuk masa kini yang makin banyak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan penyedia layanan telekomunikasi. Dalam PDH, sebuah peralatan transmisi tertentu umumnya hanya menangani dengan baik satu fungsi tertentu saja dalam jaringan, sementara dalam SDH, ada integrasi dari berbagai tipe peralatan yang berbeda-beda yang mampu memberikan kebebasan baru dalam perancangan jaringan. Sudah bukan merupakan berita baru bahwa SDH dapat dipergunakan untuk transmisi optik kapasitas besar seperti DWDM, pengaturan lalu lintas komunikasi dan restorasi jaringan.
SDH memiliki dua keuntungan pokok : fleksibilitas yang demikian tinggi dalam hal konfigurasi-konfigurasi kanal pada simpul-simpul jaringan dan meningkatkan kemampuan-kemampuan manajemen jaringan baik untuk payload trafic-nya maupun elemen-elemen jaringan. Secara bersama-sama, kondisi ini akan memungkinkan jaringannya untuk dikembangkan dari struktur transport yang bersifat pasif pada PDH ke dalam jaringan lain yang secara aktif mentransportasikan dan mengatur informasi.
Tawaran-tawaran spesifik yang diciptakan oleh SDH diantaranya termasuk:
ü Self-healing; yakni pengarahan ulang (rerouting) lalu lintas komunikasi secara otomatis tanpa interupsi layanan.
ü Service on demand; provisi yang cepat end-to-end customer services on demand.
ü Akses yang fleksibel; manajemen yang fleksibel dari berbagai lebar pita tetap ke tempat-tempat pelanggan
Standar SDH juga membantu kreasi struktur jaringan yang terbuka, sangat dibutuhkan dalam lingkup yang kompetitif sekarang ini bagi perusahaan-perusahaan penyedia layanan telekomunikasi.
Sebelum munculnya SDH, hirarki pemultiplekan sinyal digital untuk Amerika/Kanada, Jepang dan Eropa berbeda-beda . Dengan adanya SDH, hirarkinya diseragamkan menjadi seperti terlihat pada Gambar 2.1 Hirarki dan Komponen pada SDH

















Gambar 2.1 Hierarchi SDH

Dari Gambar 2.1 diatas terlihat bahwa pada level atau tingkat yang paling tinggi, jaringan transport SDH adalah jaringan n x STM-1 (n x 155 Mbps).


Tabel 2.2 Hirarki sinyal digital

Gambar 2.3 Frame STM-1


STM-1 (Synchronous Transport Module) adalah modul transport sinkron level-1 . Sebuah frame tunggal STM-1 dinyatakan dengan sebuah matriks yang terdiri dari sembilan baris dan 270 kolom. Frame ini dibentuk dari 2430 byte, setiap byte terdiri dari 8 bit. Frame STM-1 berisi dua bagian, bagian SOH (Section Overhead) dan bagian VC (Virtual Container) yang merupakan payload-nya. Gambar 2.3 menyatakan struktur frame STM-1, dan struktur VC-nya, serta gambar 2.4. menyatakan alokasi byte pada SOH.
Gambar 2.4 Alokasi byte pada SOH
SOH menyediakan informasi antara dua buah LTE (Line Terminating Equipment) tentang frame alignment, pemonitoran BER (Bit Error Rate) dan transfer informasi antara dua buah LTE dan sebagainya. Sedangkan VC digunakan untuk mentransportasikan sinyal-sinyal tributary-nya (sinyal masukan individual yang diumpankan ke multiplekser) melalui sebuah jalur. Setiap VC terdiri dari sebuah POH (Path Overhead) dan sebuah Container. POH seperti tercantum dalam Gambar 2.3 membawa informasi antara titik-titik asembly dan disasembly seperti pemeriksaan paritas, pelabelan jalur, pemonitoran alarm, dan monitoring kinerja. Sebuah Container membawa sinyal tributary, sedang pointer menunjukkan lokasi dari bit pertama pada VC-nya.
2.1.1 Arsitektur Umum Jaringan SDH.
Gambar 2.5 Arsitektur SDH
Arsitektur jaringan SDH secara umum adalah seperti terlihat pada Gambar 2.5 Level yang paling tinggi, jaringan transport SDH adalah n x STM-1 (n x 155 Mbps), yang dihubungkan secara bersilangan oleh peralatan DXC 4/4 (Digital Cross Connect ). Penjelasan singkat mengenai DXC ini adalah sebagai berikut; pada telekomunikasi digital, sinyal-sinyal digital diarahkan atau dirutekan ke lokasi sentral-sentral telepon yang disebut DXC ini. DXC ini berfungsi untuk menyediakan tempat bagi interkoneksi hubungan-hubungan jalur kawatnya (hardwire) serta pemeliharaan rutin maupun troubleshooting-nya. Setiap tipe sinyal digital ini memiliki penyakelar digitalnya sendiri-sendiri, misalnya pada sinyal digital DS-1 pada 1,544 Mbps disebut DXC-1, DS-4 pada 274,176 Mbps disebut DXC-4. DXC 4/4 berarti merupakan penghubung antar sesama jaringan pada pemultiplekan hirarki ke 4.
Tugas utama jaringannya adalah menyediakan trunk kapasitas besar antara sentral-sentral telepon dengan DXC 4/4 untuk memungkinkan restorasi yang cepat terhadap koneksi-koneksi jika sebuah simpul jatuh atau gagal berfungsi (mengalami gangguan).
Dengan menggunakan DXC 4/4 dan peralatan terminal jalur untuk n x STM-1 (n x 155 Mbps), lebar pita yang paling kecil ditangani oleh jaringan transport, granularitasnya (salah satu bagian kanal sebelum pemultiplekan) adalah STM-1 (ekivalen dengan kanal-kanal 63 x 2 Mbps atau 1890 x 64 kbps). Hirarki jaringan turun lebih bawah, DXC 4/1 (penghubung hirarki ke 4 dengan hirarki ke 1) memecah lebarpita STM-1 menjadi level VC-12 (yang membawa E1). Setiap VC-12 dapat dirutekan secara individual ke simpul DXC 4/1 lainnya atau ke dalam jaringan akses. Melalui suatu kombinasi DXC 4/4 dan 4/1, granularitas dari jaringan transport menjadi E1 atau 2 Mbps (untuk Amerika T1 = 1,544Mbps). Sebuah DXC 4/1 digunakan untuk menyediakan granularitas VC-12 (E1) di antara lapisan-lapisan transport dan lapisan akses.
Jaringan akses SDH umumnya tersusun dalam ring-ring (bentuk-bentuk cincin) STM-1. ADM 4/1 (Add and Drop Multiplexer) untuk mendemultiplek aliran STM-1 ke aliran E1, atau memultiplek aliran E1 ke dalam aliran STM-1 (hirarki ke 4 dengan hirarki ke 1). Sedang aliran-aliran E1 disediakan bagi para pengguna akhir melalui antarmuka ITU-T standar G.703.
Mengacu pada gambar 2.5 tersebut, seperti telah disinggung di atas, jaringan SDH dibagi menjadi dua lapisan (layer), lapisan transport dan lapisan akses. Lapisan transport terdiri dari peralatan-peralatan DXC yang berlokasi di sentral-sentral telepon serta koneksi-koneksi kapasitas tinggi di antara sentral-sentral telepon. Sedang lapisan akses terdiri dari peralatan ADM yang berlokasi di sentral-sentral telepon atau kabinet-kabinet di jalanan, yang merupakan penyedia lebar pita saluran bagi para pengguna akhir.
2.1.2 Frame -Frame SDH

Gambar 2.6 Struktur Pembangunan STM- n Multiplex SDH 2
Frame-frame yang membentuk struktur SDH adalah sbb:
  • Container (C-n)
  • Virtual Container (VC-n)
  • Tributary Unit (TU-n)
  • Tributary Unit Group (TUG-n)
  • Administrative Unit (AU-n)
  • Administrative Unit Group (AUG-n)
  • Synchronous Transport Module (STM)
dari berbagai sumber.

facebook

https://www.facebook.com/b.katiksulaiman